JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), melalui Juru Bicaranya, Julian Aldrin Pasha, enggan berkomentar terkait tidak transparanya kasus pembangunan sport centre Hambalang yang dilakukan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga.
"Mungkin itu sudah lama (proyeknya). Kami tidak komen soal itu, karena kami tidak punya kewenangan," ujar Julian kepada Okezone, Senin (4/6/2012).
Sebelumnya, anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo, menilai proses penganggaran proyek sport centre Hambalang penuh dengan misteri.
Hal itu terlihat dari pengakuan sejumlah anggota Komisi X DPR yang terkait proyek tersebut tidak memiliki informasi yang cukup, serta tidak tahu proses perencanaan dan penganggaran, termasuk penetapan proyek tersebut sebagai program multi years.
Bambang mengatakan, hal ini berarti mekanisme penganggarannya yang tidak transparan. Menurutnya, Presiden seharusnya merasa dipermalukan oleh skandal ini. Hal itu karena ada kementrian yang berani merealisasikan sebuah proyek tanpa mengikuti mekanisme penganggaran yang benar- sebagaimana diatur oleh undang-undang (UU).
Sebagaimana diketahui bersama, kasus dugaan korupsi di proyek Hambalang memang bermula dari 'nyanyian' Muhammad Nazaruddin. Fakta di persidangan suap Wisma Atlet, Andi Mallarangeng disebut pernah menggelar pertemuan dengan Angelina Sondakh, Mahyuddin, dan Nazaruddin untuk membahas proyek Hambalang di kantornya.
KPK sebenarnya sejak Agustus 2011 lalu sudah menyelidiki dugaan korupsi tersebut. Lebih dari 50 orang yang disebut-sebut mengetahui, mendengar, atau melihat 'penyimpangan' proyek Hambalang sudah diperiksa KPK.
Lembaga anti-korupsi itu, antara lain, telah memeriksa istri Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Atthiyah Lalila, pada 26 April lalu. Atthiyah disebut-sebut sebagai Komisaris PT Dutasari Ciptalaras.